Minggu, 18 November 2012

Menuntaskan kewajiban Khitan part 3 - Recovery Jul 9, '11 3:00 AM

Proses penyembuhan atas sirkumsisi Fadhl berlangsung lebih lama ketimbang sirkumsisi dari kakak-kakaknya. Mungkin ada beberapa faktor yang menyebabkannya, usia sirkumsisi yang beda, dimana yang lain aku lakukan saat usia 3 tahun, sedangkan fadhl sendiri saat ini sudah usia 4 tahun, atau faktor lain seperti tingkat ketergantungan atau manja yang berlebih kepada diriku .

Memang tidak dipungkiri, kedekatanku dengan si bontot ini lebih dibandingkan yang lain, walau ini sama sekali tidak mengurangi atau membedakan cinta dan sayang atau perhatianku pada yang lain ya, ini mungkin disebabkan karena saat baru memiliki fadhl-lah aku mulai menyadari tentang dunia sehat, dunia asi, dunia parenting dan bahwa kedekatan atau bonding antara ibu dan anak harus diciptakan bahkan saat mereka baru tercipta dalam rahim,

Fadhl full ASI sampai nyaris 3 tahun, saat bayi aku full attention pada pertumbuhannya, semua perawatan fadhl aku urus sendiri, walau bekerja, tapi persiapan asi, mpasi semua aku yang handle, setiap detik aku bisa berada di rumah, maka detik itu adalah waktu kebersamaanku bersamanya. 

Ya, aku rasa ini yang menjadi tingkat ketergantungannya padaku semakin berlebih, walau aku menciptakan kemandirian pada dirinya, namun rasa ketergantungan dan sedikit manja itu masih melekat padanya, dia tidak bisa tidur tanpa kehadiran tanganku yang bertumpu sebagai bantal di kepalanya, dia tidak akan bisa bermain tanpa ada wajahku or bau-ku di sekitarnya. Dan ketersediaanku untuk memenuhi itu sedikit banyak mengintimidasi diriku. 

Baiklah,pembicaraan tentang masalah bonding aku dan fadhl akan dibahas lain kali saja, sekarang kan lagi bahas masalah recovery khitan-nya .. hehehe  *mak labil

Hari ke 4 pasca sirkum, dia masih lebay, ga mau sama sekali di pakein celana, masih harus digendong saat pipis, ga mau di kipasin bahkan di bersihin. Tapi aku bersyukurnya tidak ada infeksi , hanya ada gelembung di sekitar luka, yang memang selalu ada saat anak2 sirkum. sempat diskusi dengan dr Arum, namun menurut dr Arum, tingkat recovery tiap anak itu berbeda, selama tidak ada pendarahan dan infeksi, insya Allah tidak mengapa.

Hari ke 5,  kami sekeluarga besar bapaknya, rencana untuk liburan di Subang, nah loh, bingung juga kan, masa bawa anak tanpa celana kemana2. diskusi kami lakukan untuk minta kerjasama fadhl untuk mau mencoba berjalan sendiri dan memakai celana atau setidaknya sarung. Deal, dia mau... dan berangkatlah kami semua ke Subang dengan posisi fadhl dalam mobil hny bersarung yang kemudian sarungnya pun di lepas ama dia , hahahaha

Ternyata dalam kebersamaan, dia pun sudah memiliki rasa malu, akhirnya dia bersedia pakai celana gombrang yang kami beli dari ibu2 yang lewat depan rumah singgah kami. tidak mengapa lah, yang penting dia sudah mau jalan sendiri dan bisa main bebas walau jalan masih tertatih2 bersama saudaranya.

Hari ke 6 , kami lihat dia sudah mulai percaya diri untuk berjalan lebih kasar dan bermain tanpa ingat bahwa dia pasca sirkum, kami makin tenang.... dan saat kami tawarkan untuk berendam air panas , dia mau, perlahan kami periksa dulu lukanya, yang memang sudah mengering, dan dia mulai berendam di air panas . Kami pikir, unsur belerang yang ada pada air panas ini mudah2an juga bisa lebih mempercepat penyembuhan lukanya.

Begitulah, akhirnya ke-lebay-an nya dalam mengatasi luka sirkumnya dapat teratasi dengan jalan2 bersama keluarga dan kebersamaan dalam bermain , bercanda, membuat dia lupa akan sakitnya.

Dan setiap anak memiliki kisah yang berbeda....



pake calana gombrang walau masih sakit 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditulis oleh saya, bunda dari Fadhl, sebagai catatan perjalanan sekolah kami berdua.