Sabtu kemarin ada pertemuan orangtua murid di sekolah anak2, karena sekalian ingin ke Jakarta, semua anak2 aku bawa. Saat aku berada di kelas , anak2 bermain di lapangan sekolah, dan diawasi oleh putri.
Selesai aku ambil hasil midtest Putri dan Ghifari, terdengar jeritan Fadhl, keras sekali, aku langsung berlari mencari Fadhl. Gak lama terlihat Putri menggendong Fadhl yang menangis sangat kencang, langsung aku ambil dan gendong dia. Tanya sebentar ke Putri kenapa adiknya menangis, ternyata Fadhl jatuh dengan posisi tangan menumpu tubuhnya. Okelah, aku ga interogasi lanjut dan konsentrasi ke tangisan Fadhl yang semakin keras.
Masuk mobil, tangisan terus berlanjut, aku berusaha pegang tangannya yang sakit, semakin menjerit, pelan2 aku angkat tangan nya, semakin menangis. Wah langsung deg2an, tangisannya tidak biasa, benar2 tangis kesakitan, beda dengan saat dia jatuh dari tempat tidur kemarin, yang 5 menit tangis nya sudah reda, sekarang tangisnya terus menerus dan benar2 tangis kesakitan.
Terus berusaha menenangkan dia, pelan pelan aku berusaha sentuh lagi tangan kirinya yang sakit, kembali menjerit, sentuh jarinya, tidak reaksi, pelan2 aku pindah ke posisi sikunya, aku pegang pelan, dan tangisannya kembali kencang, ini sakit beneran... Aku takut, terus terang takut sekali, tanya ama suami harus gimana, dia menyerahkan kepadaku, karena biasanya untuk kasus kecelakaan begini aku yang tau apa yang terbaik untuk anakku.
"Gimana perasaan kamu, kamu yakin ga dia ga kenapa2"
Aku tidak jelas dengan perasaanku, tp aku khawatir sekali, kembali aku mengingat guideline jatuh pada anak, curiga pada keretakan atau patah pada tulang, aku sentuh lagi tangannya, kembali teriak.. ya Allah... smoga dia baik2 saja.
"ya pak, kita ke UGD sekarang , aku takut"
Kami langsung ke UGD RS Azra, Alhamdulillah Fadhl sangat cooperatif, tangis nya sudah mulai tenang, dan dia akhirnya tertidur setelah 30 menitan menangis menahan sakit. Dokter langsung memeriksa dan memasang arm sling untuk menyanggah tangan kirinya. Di rontgen untuk meyakinkan tidak ada keretakan tulang. Dan entah kenapa sejak ke RS , dia seolah lupa dengan sakitnya, tangannya sudah mau di gerakkan, dan disentuhpun tidak kesakitan seperti tadi.. aku mulai tenang dan yakin tidak ada apa2 ..
Hasil rontgen bagus, tidak ada kelainan dan keretakan ... Alhamdulillah... hanya memar dan dapat voltaren aja untuk memarnya.
Malam hari dia mulai kesaikitan, walau tidak demam, tapi bengkak mulai terlihat di tangan yang sakit itu. siap2 ngeronda karena Fadhl mulai rewel, ga bisa disentuh atau di goyang tangannya, langsung nangis ...
Hari Minggu bengkak makin nyata, tangannya semakin sakit, dan karena yakin bukan dari tulang yang retak dan bergeser, aku brani panggil tukang urut langganan yang biasa urut untuk bagian salah urat dsb. Siap siap dengan tangisannya, kita supply permen dan es krim . Nangisnya parah banget sampai aku ikut-ikutan nangis ga tega. Menurut Mang Khotib, memang ada urat yang menggumpal, kemarin ga sakit karena dia menggumpal, saat malam hari tidak ada darah yang mengalir, makanya mulai sakit dan menjadi bengkak. Ya sudahlah, karena memang yakin dengan kebisaaan mang Khotib dalam urusan ngurut beginian, kami yakin aja deh.
Alhamdulillah hari ini walau bengkaknya masih ada, tapi sudah mulai mau tangannya di gerakkan, masih agak sakit, tp tidak sesakit kemarin. Masih di kompres air hangat untuk meredakan bengkaknya.
Adduuuhh, anak2 beneran deh, udah dijagain , tapi ya kalo dia tiba2 kepeleset dan jatuh kaya gitu mau dibilang apa ... Cobaan kesabaran buat semuanya..
Mudah2an anak2 kita dalam kondisi sehat terus yaaa..



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditulis oleh saya, bunda dari Fadhl, sebagai catatan perjalanan sekolah kami berdua.